Bisnis yang stagnan bukanlah dambaan siapapun. Sejatinya, bisnis harus terus berkembang bertumbuh dan semakin besar. Untuk mencapainya, owner bisnis haruslah paham cara merumuskan strategi meningkatkan kinerja karyawan sebagai salah satu syarat bertumbuhnya bisnis

Namun sebagian sebab menurunnya kinerja karyawan bukan dari internal kantor, melainkan juga dari kehidupan pribadinya. Maka tak jarang hal tersebut menurunkan kinerjanya. Lalu apa strategi efektif yang bisa dilakukan untuk menciptakan trend naik kinerja karyawan? Siapa saja yang harus terlibat di dalamnya? Mari simak penjelasan artikel ini hingga selesai.

Strategi Meningkatkan Kinerja Karyawan Secara Efektif

Karyawan merupakan motor perusahaan. Jika kinerjanya terganggu, tentu saja performa perusahaan akan ikut terganggu. Bukan satu atau dua karyawan saja, melainkan secara keseluruhan. Bisa jadi penurunan kinerja satu atau dua karyawan mirip fenomena gunung es. Terlihat hanya pucuknya saja. Sementara yang belum terlihat lebih besar lagi.

Berikut beberapa strategi meningkatkan kinerja karyawan yang bisa memitigasinya:::

1. Pelatihan Karyawan

Karyawan yang telah melewati pelatihan dari perusahaan biasanya memiliki kinerja lebih baik. Sebabnya bermacam-macam. Bisa karena skill yang baru dipelajari membuat kepercayaan diri mereka meningkat. Atau karena motivasi yang mereka dapatkan dalam masa pelatihan.

Namun tidak bisa sembarangan memilih karyawan yang akan mendapatkan pelatihan. Karyawan yang cocok mendapat pelatihan setidaknya harus memiliki ciri sebagai berikut::

  • Berdasarkan assesment, terdapat potensi tersembunyi yang dapat memberi keuntungan pada perusahaan.
  • Karyawan tersebut tidak terlalu ambisius dalam mengejar tujuannya hingga melakukan segala cara.
  • Pada dasarnya memiliki etos kerja yang baik. Jika tidak bisa melihatnya sendiri, paling tidak berdasarkan laporan HR pada Anda.
  • Memiliki pribadi dan kecenderungan loyalitas yang tinggi pada perusahaan.

2. Jenjang Karir dengan Acuan Kinerja

Peningkatan dalam jenjang karir memiliki persyaratan yang bermacam-macam dan berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Mulai dari penerapan patronage system atau sistem patronasi yang sangat mengedepankan hubungan dengan atasan. Hingga merit system atau sistem merit.

Sistem patronasi atau kasarannya Asal Bapak Senang biasanya menjadi penyebab awal ketidakpuasan dan bahkan berpotensi menurunkan kinerja karyawan. Berbeda dengan sistem merit yang mengedepankan persaingan bebas antar karyawan dalam memberi keuntungan pada perusahaan.

Sebelum menerapkan sistem merit, penting untuk Anda memahaminya prinsipnya terlebih dahulu. Berikut di antaranya yang terkait dengan jenjang karir:

  • Terdapat penilaian atau evaluasi kerja yang berkelanjutan
  • Pengembangan kapasitas dan kemampuan karyawan terpilih
  • Promosi yang dinamis, terbuka dan adil
  • Apresiasi kerja yang layak melalui sistem kompensasi dan pensiun
  • Pemberian upah harus mengacu pada beban kerja bernilai sama
  • Karyawan mendapat perlindungan dari tindakan sewenang-wenang, penilaian subjektif dan paksaan kerja
  • Integritas dan perilaku menjadi salah satu faktor penilaian kualitas karyawan

3. Bonus

Pemberian bonus bisa menjadi strategi meningkatkan kinerja karyawan yang cukup efektif. Bonus menjadi semacam kompensasi dari nilai totalitas karyawan dalam bekerja.

Namun ada beberapa bonus yang di beberapa perusahaan besar sudah menjadi hal yang umum. Seperti bonus retensi yang perusahaan berikan pada karyawannya yang baru membuat kontrak. Ataupun bonus tahunan yang tiap tahun diberikan perusahaan. Bukan juga bonus Tunjangan Hari Raya atau THR yang memang sudah terlindungi undang-undang.

Bonus di sini lebih mengacu pada pemberian kompensasi pada karyawan yang berprestasi. Nilainya terdapat perbedaan dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Bentuknya pun juga beragam.

Agar memberikan jenis bonus yang tepat berikut ragam bonus yang biasa perusahaan berikan:

~ Bonus Kinerja Individu

Jenis bonus ini pemberiannya berdasarkan kinerja individu. Misal bagi staff marketing yang berhasil melampaui target penjualan atau staff kantor yang bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tepat waktu.

~ Bonus Kinerja Tim

Pemberian bonus ini berdasarkan kualitas kerja sekelompok karyawan dalam sebuah tim. Misalnya tim penjualan yang berhasil memenuhi permintaan tepat waktu dan dengan biaya belanja yang rendah.

~ Bonus Kehadiran

Karyawan yang jarang sakit dan selalu disiplin tanpa pernah terlambat akan mendapat bonus kehadiran ini.

~ Bonus Hasil Usaha Perusahaan

Pada beberapa waktu perusahaan mencatat laba bersih melampaui target. Biasanya beberapa perusahaan akan mengeluarkan beberapa persen dari kelebihan pendapatan ini sebagai bonus bagi para karyawan.

~ Bonus Loyalitas

Bonus ini khsus bagi karyawan yang sudah bekerja beberapa lama. Biasanya jika sudah melewati tahun kelima.

~ Bonus Referral

Biasanya bonus ini untuk karyawan yang berhasil memberikan rekomendasi kandidat saat perusahaan sedang membuka lowongan.

4. Lakukan Evaluasi Kerja

Evaluasi berguna untuk melihat apakah pelatihan, bonus, dan strategi lainnya sudah tepat sasaran atau belum. Evaluasi juga berguna untuk melihat impact dari tiap kebijakan yang perusahaan keluarkan terhadap karyawan.

Setidaknya berikut beberapa poin penting dalam evaluasi kerja karyawan:

~ Inisiatif

Inisiatif adalah kemampuan karyawan untuk proaktif dalam membangun lingkungan dan kualitas kerjanya tanpa arahan atasan. Penilaian berfokus pada sejauh mana respon karyawan pada masalah yang ada.

~ Kehadiran

Hal ini sangat terkait dengan kedisiplinan dan jumlah waktu izin.

~ Ketrampilan Komunikasi

Poin ini sangat terkait dengan kemampuan komunikasi karyawan dalam menyampaikan pesan dan keinginannya pada sesama karyawan di level yang sama, pada bawahan atau pada atasan. Apakah memadai atau tidak?

~ Sikap

Sikap karyawan pada rekan kerja, pekerjaannya dan pekerjaan di luar jobdesc-nya juga bisa menjadi poin penilaian kinerja. Apakah positif bagi perusahaan ataukah negatif?

~ Kerja Tim

Poin ini menilai bagaimana seorang karyawan bersedia atau tidak untuk menambah beban kerja saat tim kekurangan orang. Atau bagaimana kontribusinya pada keberhasilan tim.

~ Berorientasi pada Divisi dan Perusahaan

Hal ini menggunakan pengukuran terkait pemahaman dan pandangan karyawan melebihi beban kerjanya sendiri. Bagaimana cara dia berbicara tentang divisi dan perusahaan tempatnya bekerja?

~ Peningkatan dari Ebaluasi Sebelumnya

Penilaian ini merujuk pada catatan evaluasi sebelumnya. Apakah ada peningkatan atau malah sebaliknya?

~ Fokus

Pada poin ini karyawan mendapat penilaian terkait fokus mereka pada pekerjaannya. Apakah bisa fokus dalam menyelesaikan tugasnya? Atau malah mudah terdistraksi?

~ Integritas

Merujuk pada KBBI online, integritas adalah mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan. Sifat ini sangat penting bagi perusahaan karena terikat pada etika hubungan antar karyawan atau karyawan dengan customer.

~ Produktivitas

Evaluasi produktivitas berfokus pada kemampuan karyawan memenuhi target pekerjaan. Dan bagaimana karyawan menjaga performanya ini secara konsisten.

~ Tingkat Pengetahuan Teknis

Apakah karyawan mengetahui pengetahuan dasar dalam menjalankan pekerjaannya? Poin ini penting menajdi penilaian karena terkait kecepatan kerja dan ketepatan kerja karyawan.

~ Keandalan

Karyawan yang berhasil menjadi andalan perusahaan adalah karyawan yang sudah aman. Karena secara evaluasi, mereka sudah tercatat sangat cocok dengan posisinya dan dapat diandalkan.

~ Kualitas Kerja

Penyelesaian kerja cepat tapi tugas berantakan. Poin ini tidak hanya menyoroti kerapihan hasil pekerjaan, namun lebih dari itu. Tentang kompetensi, skill dan kecakapan. Terdapat metode yang berguna untuk menilai hal-hal tersebut. Salah satunya yang bernama 360 Degree Feedback.

~ Pengelolaan Stress

Bagaimana kemampuan karyawan mengelola tekanan stress? Apakah ia melepaskannya begitu saja pada rekan kerja, atasan atau yang lebih buruk, pelanggan?

5. Menciptakan Komunikasi yang Baik

Komunikasi yang baik harus menjadi budaya dalam perusahaan. Dengan menjadikannya budaya, maka penurunan kinerja karyawan dapat dimitigasi seminimal mungkin.

Bagaimana komunikasi yang baik itu? Dalam lingkup perusahaan hal ini biasanya terkait dengan penyampaian pesan, keberatan dan perintah dari dan pada karyawan di tiap level. Baik level staff, manajer maupun C-Level Executives.

Namun komunikasi tidak hanya melulu soal menyampaikan. Karena ada proses mendengarkan juga di dalamnya. Berikut delapan cara membangun budaya komunikasi yang baik pada perusahaan Anda:

  • Menjadi pendengar yang baik ~ Budaya mendengarkan pendapat orang lain bisa sangat bermanfaat untuk menjaga kinerja karyawan. Dengan membuat karyawan level menengah dan atas harus siap mendengar suara para staff, maka diharapkan kinerja karyawan keseluruhan dapat meningkat.
  • Memahami gaya komunikasi antara satu karyawan dengan karyawan lainnya. Saling memahami akan berujung saling menghargai. Ini yang menjadi PR tim HR ataupun pemilik bisnis.
  • Kemampuan menyampaikan pesan yang jelas sangat perlu untuk dimiliki agar tidak adanya miskomunikasi. Bahkan penyampaian pesan yang tidak jelas dari Anda bisa menyebabkan manajer salah mengambil keputusan yang berimbas pada menurunnya kinerja karyawan.
  • Menggunakan bahasa tubuh bisa menjadi sumber komunikasi yang baik. Ketidakmampuan membaca bahasa tubuh dengan baik bisa berakibat miskomunikasi. Jika perlu adakan pelatihan ringan terkait memahami bahasa tubuh.
  • Memiliki rasa empati pada orang di sekitarnya. Dengan empati orang cenderung akan menjaga sikap saat berkomunikasi. Sayangnya tidak semua orang memiliki kadar empati yang sama.
  • Sikap ramah dan sopan ~ Bersikap ramah dan sopan tidak membuat seseorang menjadi lemah. Sikap sopan dan ramah dapat menyebarkan vibes positif ke seluruh kantor. Efeknya mampu menstabilkan kinerja karyawan.
  • Berani bertanya saat menemui kesulitan menjadi sikap yang baik dalam lingkungan kerja. Karena tak jarang penurunan kinerja datang dari ketidakberanian bertanya saat mengalami kesulitan dalam pekerjaan.
  • Menghindari topik sensitive dari diri tiap orang. Hal ini malah justru menciptakan ketegangan antar karyawan dan memperburuk kinerja yang bersangkutan.

Baca juga mengenai: Intip Manajemen Karyawan Minimarket Dalam Optimalkan Pelayanan

Pentingnya Kinerja Karyawan untuk Scale Up Bisnis

Apa sih scale up bisnis itu? Scale up  merupakan cara bagi bisnis untuk meningkatkan skalanya. Tujuan utamanya tentu saja untuk meraup keuntungan yang lebih besar.

Selain meraup keuntungan yang besar, scale up juga berfungsi untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor.

Lalu apa hubungannya strategi meningkatkan kinerja karyawan dengan scale up bisnis? Tentu terdapat kaitan erat antara keduanya. Simak penjelasan berikut terkait pengaruh kinerja karyawan dengan keberhasilan scale up bisnis:

1. Ada Hambatan dalam Scale up

Melakukan scale up bisnis bukanlah perkara mudah. Akan ada banyak hambatan dan masalah yang menghadang di dalam prosesnya.

Mungkin mengidentifikasi masalah dan hambatan dapat memitigasi risiko kegagalan. Namun menghadapi tantangan dalam proses scale up dengan kinerja karyawan yang sedang memburuk bisa menjadi tindakan bunuh diri.

Rencanakan dahulu berbagai opsi strategi dalam meningkatkan kinerja karyawan. Tentunya pastikan kinerja karyawan sedang tinggi-tingginya saat proses dimulai.

2. Membutuhkan Penambahan Jumlah Karyawan

Karyawan baru, masalah baru. Tentunya hal itu bukanlah anekdot belaka. Jika tidak bisa di handle dengan baik dapat memperlambat proses scale up.

Namun berbeda jika Anda dan tim sudah mengantongi strategi meningkatkan kinerja karyawan. Akan dapat memitigasi masalah yang timbul dengan langkah-langkah perencanaan yang tepat.

3. Akan Ada Sarana dan Prasaran Operasional yang Baru

Saat melakukan scale up, tentunya perusahaan akan membutuhkan banyak peralatan baru. Bukan tidak mungkin semua peralatan itu membawa teknologi baru yang masih asing bagi tim.

Akan baik jika karyawan yang tersedia memiliki pengalaman menjalankan peralatan tersebut. Atau memiliki tingkat adaptasi yang baik. Namun jangan abaikan pelatihan jika memang dirasa perlu untuk beberapa karyawan.

Karena pengabaian dapat menimbulkan masalah. Dan masalah ini bisa memperlambat poses scale up bagi bisnis Anda.

4. Membutuhkan Tim yang Solid

Banyak tantangan yang akan timbul saat proses scale up. Perusahaan membutuhkan tim yang solid dari tiap divisinya.

Dengan menerapkan strategi meningkatkan kinerja karyawan, membentuk tim yang solid bukanlah mimpi. Tim yang terdiri dari karyawan berdedikasi, memiliki tingkat produktivitas yang tinggi serta andal dalam role-nya.

Kesimpulan

Performa perusahaan sangat terpengaruh dengan kinerja karyawan. Seringkali penurunan kinerja yang terjadi pada satu atau dua karyawan itu seperti fenomena gunung es. Jika penanganannya kurang tepat dapat mendatangkan efek domino penurunan kinerja secara masif dan sangat merugikan perusahaan.

Agar efek domino yang masif tidak terjadi, maka perusahaan harus segera menemukan satus set strategi meningkatkan kinerja karyawan. Karena beberapa situasi membutuhkan strategi yang berbeda. Jika memang butuh, jangan ragu untuk menyewa jasa konsultan bisnis yang berpengalaman untuk membantu merumuskan strategi yang tepat. Terlebih lagi jika scale up bisnis sudah harus segera berjalan.

Share This